Menatap langit sambil berdoa dan berharap dia tidak datang saat ini.
Harap-harap cemas mengenai masalah yang akan muncul bila dia datang.
Perempuan itu menutup matanya kuat-kuat sambil berkomat-kamit mengucap
doa semoga dia tidak datang. Setidaknya untuk sekarang. Atau segalanya
yang dia rencanakan akan berantakan. Dengan gaun indah dan riasan tipis
yang membuatnya terlihat berbeda hari ini, menanti janji dengan seorang
kekasih. Menikmati sedikit makanan hasil masakan yang dia pelajari
selama sebulan penuh hanya untuk kedatangan kekasih itu. Pertemuan yang
mungkin saja akan menentukan masa depannya. Tapi, perempuan itu tidak
berharap dan tidak menyangka bila ada tamu tak diundang tersebut akan
datang. Sebuah pertanda yang ditunjukkan Tuhan kepadanya membuat ia
meminta Sang Pemilik untuk menjaga itu. Setidaknya tidak untuk kali ini,
di waktu ini. Maka ketika dia datang, hancurlah harapannya untuk dapat
bersantap di taman romantis yang telah ia susun dekorasinya.
*********************************************************************************************************
Tidak
juga anak ini. Dengan baju dekilnya, dia masih di lapangan sepak bola.
Melihat anak-anak lainnya berlari bersama orang tuanya. Bazar yang
diadakan oleh kelurahan ini cukup menggiurkannya untuk membawa sekardus
barang dagangannya. Riuh orang-orang yang lewat dan tak ada satupun yang
melihat badan kurusnya dengan sebuah kardus dagangannya yang belum
satupun terjual. Anak itu hanya ingin sedikit uang tambahan untuk
membeli buku tulis. Buku yang ia gunakan sejak tahun ajaran yang lalu
sudah hampir habis.Ada yang sangat disukainya, anak itu sering bermain
dan tertawa lepas dengannya. Akhir-akhir ini dia jarang datang. Apa
mungkin dia lupa pada anak ini? Atau dia memiliki teman lain? Namun
untuk hari ini, anak itu tidak ingin dia datang. Sangat tidak ingin.
Anak itu tidak ingin dia datang. Bila dia datang, dia harus berlari
kemana? Anak itu tak ingin dia datang dan melihatnya dalam keadaan
seperti ini. Ini bukan waktu yang tepat untuk bermain, kata anak
tersebut menatap ke atas dengan polosnya. Tapi takdir tetaplah tak dapat
dilawan. Dia datang. Anak itu kemudian segera berdiri sambil membawa
kardus dagangannya yang belum laku satupun. Dia datang, dan anak kecil
itu tak tahu harus lari kemana lagi. Dia sedang tidak ingin bermain.
**********************************************************************************************************
Peluhnya
yang sudah membanjiri badannya yang legam oleh matahari seusai menanam
bibit. Mata pencahariannya. Pendapatan baginya dan penghidupan bagi
keluarganya. Pria itu masih menaruh harapan semoga dia datang. Datang
membawa kegembiraan. Membawa kabar baik bahwa dia akan membantu
ladangnya untuk berhasil panen dan memberi kesenangan padanya dan
keluarganya yang sudah lama dalam keadaan kekurangan. Dia harus datang.
Sudah berbulan-bulan dia tidak datang. Kali ini dia harus datang. Bila
tidak, semakin panjang penantiannya dalam kelaparan di kala malam. Dan
akhirnya ketika dia datang, rumputpun ikut bertasbih dan bertahmid dalam
kesyukuran yang besar.
***********************************************************************************************************
Tersesatnya
keluarga musafir itu di padang pasir yang begitu luas membuat mereka
kehabisan perbekalan. Oase yang mereka lihat dari jarak jauh ternyata
hanya fata,organa belaka hasil imaji pikiran mereka yang telah diseret
dehidrasi yang sangat. Bayi dalam susuan ibunya pun ikut menangis,
padahal dia masih bisa menyusu pada ibunya. Mungkin perasaan ibunya
tersampaikan bahwa mereka dalam kesulitan. Dua anak mereka yang telah
remaja dan berbadan besar juga tak kalah letihnya menuntun unta yang
telah kehabisan cadangan di punuknya. Hanya ayah mereka yang menguatkan
iman dan berusaha terlihat baik-baik saja agar bisa meyakinkan
keluarganya bahwa ia masih jaya memimpin keluarga. Namun tak dipungkiri,
dalam hatinya meminta Yang Maha Kasih membiarkan dia datang. Sekali
saja. Sebentar saja. Untuk keberlangsungan hidup keluarganya. Untuk
sampai di kota selanjutnya. Berharap dia datang. Dan ketika dia datang,
sejuta syukur terucap disertai tangis bahagia karena kehidupan mereka
berhasil di perpanjang. Dia datang. YAng paling diharapkan.
Tuhan, terimakasih telah menghadirkan dia. Hujan yang sejuk...
***********************************************************************************************************
"Dan lihatlah sayang, hujan turun membasahi seolah ku berair mata..." Firasat -Rectoverso-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar