Jumat, 25 Agustus 2017

Apa itu bahagia?

"Tapi kamu bahagia gak?"


Pernah gak ada orang bertanya seperti itu ke kamu? Terus kamu jawab apa?


Pernah gak kepikiran definisi bahagia itu apa?

Sampai detik ini saya masih belum bisa mendefinisikan bahagia itu apa. Saya pernah memposting tulisan tentang kebahagian juga sebelumnya. Tapi akhir-akhir ini saya kepikiran tentang sebenarnya apa sih itu bahagia. Dulu, ketika saya sedang bersama seseorang, saya pernah mengeluhkan sikapnya terhadap saya kepada teman saya. Lalu teman saya bertanya pada saya, "Tapi lu bahagia gak sama dia?"
Saya langsung bingung mendefinisikan bahagia itu apa. Saya tidak berani menjawab apa-apa.


Lalu saya mulai dapat mendekati definisi bahagia. Hmmm... hanya mendekati. Saya mendapat definisi ini dari teman kerja saya, Riska Mulyadi namanya. Yang kemudian arti bahagia tersebut saya kaitkan kepada pengalaman saya yang lalu-lalu.


Riska pernah bilang, "Gue sebenernya udah gak betah kerja di sini. Udah gak jelas blaablaablaa... *Sensor*"
Kemudian dia melanjutkan, "Tapi yang bikin gue bertahan adalah kalian. Di sini (Maksudnya tempat makan siang-Red) gue bisa cerita-cerita, ketawa-ketawa, terus ngadepin masalah sama kalian-kalian ini. Suasana ini yang belum bisa kebeli sama gaji gede yang ada di perusahaan lain."



Dari situ saya menyetujui perkataannya. Bahwa bahagia itu kenyamanan. Bukan tidak pernah kami saling menyakiti, tapi entah kenapa kami tetap nyaman berteman. Bisa dibilang kepercayaan itu mengambil bagian yang cukup besar dari kenyamanan yang pada akhirnya saya definisikan sebagai bahagia.


Bukan hanya sekedar tertawa atau bekerja bersama, tapi kenyamanan itu hasil dari kepercayaan yang diolah bersama dengan proses tawa-kecewa-sedih yang kemudian mendatangkan rasa "betah" untuk berlama-lama dan bertahan. Fondasi kebahagiaan menurut saya adalah kepercayaan. Mengapa? Apakah kamu mau menjalin hubungan (pertemanan, bisnis atau keluarga) tanpa didasari rasa percaya?

Bahkan, membuat akad (perjanjian) juga berlandaskan kepercayaan kan? Kamu percaya lawan main kamu itu akan menepati janjinya dalam kerjasama ini. Lalu kalau kamu sudah tidak percaya dia? Apa kamu masih mau menjalankan kerjasama dengannya? Kalau sudah terlanjur kerjasama, apa hati kamu akan tenang tanpa kepercayaan? Kalau hati kamu tidak tenang kan kamu tidak bahagia.


Jadi, apa sih bahagia itu sebenarnya?







Tri Niasih Ati