Kamis, 11 Februari 2016

Kepada: Yin (Part 2)

Langit merapikan kerah kemejanya. Dia mengambil tas yang berisi amplop-amplop berbagai ukuran dan berkotak-kotak paket yang harus diantar ketujuan sesuai alamat yang tertera.

Ini merupakan hari pertama Langit bekerja. Sebagai kurir untuk Kantor Pos. Langit menghentikan langkahnya di depan sebuah papan pengumuman yang dilapisi kaca dan adapat sedikit memantulkan bayangan. Langit mulai mematut diri lagi. Dibenahinya kancing, kerah dan letak tas slempangnya yang telah tergantung di bahunya.

Langit mengantarkan satu persatu surat dan paket yang ia pegang. Kemudian Langit sampai kepada suatu alamat. Langit terdiam. Langit memandangi rumah itu dari luar pintu pagarnya. Setelah beberapa kali bertanya pada orang sekitar dan oramg yang lewat, Langit akhirnya memutuskan kembali ke Kantor Pos. Sesampainya ke Kantor, Langit menuju meja administrasi.
"Ini surat gak salah alamat ya?" Kata Langit sambil mengeluarkan sebuah amplop putih kepada petugas administrasi. Petugas itu mengerutkan dahi. Lalu melihat amplopnya dan mengembalikannya pada Langit.
"Taruh aja di situ" Kata petugas administrasi tersebut.
"Lho? Kenapa?" Langit bertanya-tanya.
"Tuh Lihat! Yang di rak sana itu kumpulan surat yang sama dengan alamat sama, nama tujuan sama dan dengan pengirim yang sama." Kata petugas Administrasi.

Langit memegangi amplop itu dengan heran lalu dia melemparkan pandangannya ke rak yang ditunjuk petugas administrasi. Langit terdiam.

"Sudah berapa lama si Pengirim ini mengirimkan surat-suratnya tanpa balasan? Apa dia tidak tahu kalau pemilim rumah itu sudah tidak di imsitu? Rumah itu kosong. Ilalang dan rumput di taman depannya saja sudah meninggi."

"Tuh, lihat aja"

Kemudian langit terdiam. Dia hanya membayangkan betapa setianya sang pengirim. Bahkan ketiak waktu telah berlalu begitu lama, si pengirim tetap tidak lelah dan tetap setia mengirimkan surat tanpa pernah mendapatkan balasan.


Kepada:


Yin

Kepada: Yin (Part 1)

Kesekian kalinya gadis itu nampak gembira menuju meja bagian pengiriman surat. Sambil membawa amplop putih yang telah direkatkan rapi serta ditempeli perangko, wajah manisnya menghiasi Kantor Pos di setiap kamis. Petugas di meja itupun dengan ramah menyambutnya dan berbincang sebentar dengan gadis itu.

Setiap kamis, gadis manis itu mengirimkan surat kepada seseorang yang sama dengan alamat yang sama. Mungkin dia orang yang sangat spesial untuk gadis itu.

Gadis itu bersegera pergi untuk melanjutkan kegiatannya yang padat setelah menyempatkan diri sejenak ke Kantor Pos. Demi sepucuk surat itu.



Kepada:

Yin.