Rabu, 12 Desember 2012

Tentang hujan

Menatap langit sambil berdoa dan berharap dia tidak datang saat ini. Harap-harap cemas mengenai masalah yang akan muncul bila dia datang. Perempuan itu menutup matanya kuat-kuat sambil berkomat-kamit mengucap doa semoga dia tidak datang. Setidaknya untuk sekarang. Atau segalanya yang dia rencanakan akan berantakan. Dengan gaun indah dan riasan tipis yang membuatnya terlihat berbeda hari ini, menanti janji dengan seorang kekasih. Menikmati sedikit makanan hasil masakan yang dia pelajari selama sebulan penuh hanya untuk kedatangan kekasih itu. Pertemuan yang mungkin saja akan menentukan masa depannya. Tapi, perempuan itu tidak berharap dan tidak menyangka bila ada tamu tak diundang tersebut akan datang. Sebuah pertanda yang ditunjukkan Tuhan kepadanya membuat ia meminta Sang Pemilik untuk menjaga itu. Setidaknya tidak untuk kali ini, di waktu ini. Maka ketika dia datang, hancurlah harapannya untuk dapat bersantap di taman romantis yang telah ia susun dekorasinya.

*********************************************************************************************************

Tidak juga anak ini. Dengan baju dekilnya, dia masih di lapangan sepak bola. Melihat anak-anak lainnya berlari bersama orang tuanya. Bazar yang diadakan oleh kelurahan ini cukup menggiurkannya untuk membawa sekardus barang dagangannya. Riuh orang-orang yang lewat dan tak ada satupun yang melihat badan kurusnya dengan sebuah kardus dagangannya yang belum satupun terjual. Anak itu hanya ingin sedikit uang tambahan untuk membeli buku tulis. Buku yang ia gunakan sejak tahun ajaran yang lalu sudah hampir habis.Ada yang sangat disukainya, anak itu sering bermain dan tertawa lepas dengannya. Akhir-akhir ini dia jarang datang. Apa mungkin dia lupa pada anak ini? Atau dia memiliki teman lain? Namun untuk hari ini, anak itu tidak ingin dia datang. Sangat tidak ingin. Anak itu tidak ingin dia datang. Bila dia datang, dia harus berlari kemana? Anak itu tak ingin dia datang dan melihatnya dalam keadaan seperti ini. Ini bukan waktu yang tepat untuk bermain, kata anak tersebut menatap ke atas dengan polosnya. Tapi takdir tetaplah tak dapat dilawan. Dia datang. Anak itu kemudian segera berdiri sambil membawa kardus dagangannya yang belum laku satupun. Dia datang, dan anak kecil itu tak tahu harus lari kemana lagi. Dia sedang tidak ingin bermain.

**********************************************************************************************************

Peluhnya yang sudah membanjiri badannya yang legam oleh matahari seusai menanam bibit. Mata pencahariannya. Pendapatan baginya dan penghidupan bagi keluarganya. Pria itu masih menaruh harapan semoga dia datang. Datang membawa kegembiraan. Membawa kabar baik bahwa dia akan membantu ladangnya untuk berhasil panen dan memberi kesenangan padanya dan keluarganya yang sudah lama dalam keadaan kekurangan. Dia harus datang. Sudah berbulan-bulan dia tidak datang. Kali ini dia harus datang. Bila tidak, semakin panjang penantiannya dalam kelaparan di kala malam. Dan akhirnya ketika dia datang, rumputpun ikut bertasbih dan bertahmid dalam kesyukuran yang besar.

***********************************************************************************************************

Tersesatnya keluarga musafir itu di padang pasir yang begitu luas membuat mereka kehabisan perbekalan. Oase yang mereka lihat dari jarak jauh ternyata hanya fata,organa belaka hasil imaji pikiran mereka yang telah diseret dehidrasi yang sangat. Bayi dalam susuan ibunya pun ikut menangis, padahal dia masih bisa menyusu pada ibunya. Mungkin perasaan ibunya tersampaikan bahwa mereka dalam kesulitan. Dua anak mereka yang telah remaja dan berbadan besar juga tak kalah letihnya menuntun unta yang telah kehabisan cadangan di punuknya. Hanya ayah mereka yang menguatkan iman dan berusaha terlihat baik-baik saja agar bisa meyakinkan keluarganya bahwa ia masih jaya memimpin keluarga. Namun tak dipungkiri, dalam hatinya meminta Yang Maha Kasih membiarkan dia datang. Sekali saja. Sebentar saja. Untuk keberlangsungan hidup keluarganya. Untuk sampai di kota selanjutnya. Berharap dia datang. Dan ketika dia datang, sejuta syukur terucap disertai tangis bahagia karena kehidupan mereka berhasil di perpanjang. Dia datang. YAng paling diharapkan.
Tuhan, terimakasih telah menghadirkan dia. Hujan yang sejuk...

***********************************************************************************************************

"Dan lihatlah sayang, hujan turun membasahi seolah ku berair mata..." Firasat -Rectoverso-