Hari ini untuk pertama kalinya menonton film "Sang Pemimpi" yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Film yang bercerita tentang mimpi sederhana. Beasiswa ke Paris. Sederhana dibanding bermimpi untuk menguasai dunia atau mendapatkan hatimu. #aematee
Film ini sungguh memotivasi dan realistis. Mencapai mimpi benar-benar butuh perjuangan. Bukan karena dari keadaan nol, tapi minus. Dan mereka (Arai dan Ikal) bisa mencapainya.
Teringat beberapa hari yang lalu, tetiba seorang teman kantor secara acak menanyakan apa mimpiku. Sejenak aku terdiam. Aku bingung. Aku punya banyak mimpi. Seperti hidup nyaman bersama keluarga kecil yang nanti aku bangun dan membuat masa tua kedua orang tuaku tak kalah nyaman. Aku ingin membuat orang tuaku dengan bangga menyebut, "dia anakku". Aku ingin punya pekerjaan yang bisa membuat orang lain bekerja secara layak. Aku ingin sekolah tinggi dengan mudah dan mempermudah orang lain bersekolah tinggi. Aku ingin keliling dunia dan mengajarkan kepada anak-anakku bahwa kita ini manusia-manusia kecil yang tinggal di tempat sempit dengan kuasa Tuhan Yang Maha Luas. Aku ingin tetap dekat dengan Tuhan namun tetap punya gaya. Aku ingin hidup mewah secara sederhana. Entah bagaimana caranya. Satu hal yang harus aku tentukan satu persatu sekarang. Detail dari mimpi sebanyak itu, batas waktu untuk mencapainya, cara mencapainya, dan yang terakhir, dengan siapa aku mencapainya. Ini bukan sebuah "punya doa itu waktu ibadah. Bukan dijejaring sosial. Tuhan tidak punya akun."
Iya sih benar. Tapi aku bukan berdoa di sini. Hanya mengingatkan pada diriku bahwa aku juga seorang pemimpi. Mungkin suatu ketika ada orang lain yang membaca tulisan ini dan menyempatkan waktunya sejenak untuk mengamini mimpiku. Atau malah menjadi orang yang menyertaiku mencapai mimpi itu. Mana tau kan? :)
Tri Niasih Ati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar