Selasa, 09 Februari 2016

Surat Untuk Yin III

Hello, Yin. Lagi apa? Biasanya aku bertanya seperti itu. Bergantian. Kamu juga.

Yin, sehat? Biasanya dimusim gampang hujan gampang panas begini kamu cepat demam atau hidung gampang meler. Atau cukup dengan beberapa hari turun ke lapangan, kamu sudah jadi anak ingusan dalam arti yang sesungguhnya.

Yin, aku bosan. Bosan yang sangat. Rasanya jalan-jalanpun tidak cukup untuk meredakan kebosanannya. Tapi Yin, sesaat di sore tadi, aku melihat dari kaca ruang kerjaku. Aku berkata pada rekan kerjaku sambil duduk menatap takjub ke luar jendela kaca itu, "Mas, di luar sana banyak ya yang bekerja lebih keras dari kita." Dan rekanku itu menjawab, "Iya, neng. Kita beruntung hujan-hujan gini ngadem di dalam ruangan. Beberapa orang terpaksa menerjang hujan untuk melanjutkan hidup."

Yin, aku masih termenung. Beberapa waktu sebelum hujan di hari ini aku mengeluh. Tentang hidup dan segala ketidakberuntungan yang aku miliki ---tapi kamu kebetulan memilikinya--- dan rasa iri. Aku kemudian menoleh sedikit ke bawah. Aku menjatuhkan pandanganku pada pintu gerbang gedung sebelah. Di depannya ada sekotak pos satpam dengan satu orang satpam di sana. Aku mengeluarkan pembicaraan lagi pada rekan kerjaku, "Mas, kebayang gak sih jadi satpam itu? Kerjanya sendirian. Hujan-hujan gini di luar. Seharian penuh cuma di situ (pos satpam) aja tanpa hiburan dan ga bisa ke mana-mana." Rekanku menjawab, "Iya, neng. Kita masih untung masih bisa ngobrol di dalam ruangan dan ada teman banyak." Duh, Yin. Sekali lagi aku tertampar hujan. Ternyata hujan bukan hanya mesin waktu yang membawa kenangan, tapi juga mengajak melihat kenyataan.

Yin, kamu jangan boros-boros lagi donk. Cari uang itu susah! Belilah yang kamu perlu. Bukan yang kamu mau... Duh... aku ingat bila kamu mau membeli sesuatu, kamu sering minta pendapat dan tak jarang kamu membatalkan niat membeli sesuatu karena kamu sadar bahwa itu hanya hawa nafsu belaka. Sekarang kamu bagaimana, Yin? Masih ada yang mengingatkan tidak?

Yin, kamu bahagiakan? Kalau tidak, datanglah. Kamu tahu di mana bisa menemukan aku.


Salam,


Yang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar