Kamis, 01 November 2012

Menunggu maaf II

"Mas, segeralah pulang." Kata Marni.
"Iya, iya. Sabar. Mas mau ada rapat dulu nanti siang. Sudah ya. Assalamualaikum." Lalu Rudi segera mematikan ponselnya.
Ah, Marni. Mungkin dia terlalu rindu padaku makanya dia sering menelponku dan memintaku pulang. Tapi tenang, Marni. Aku sedang mencari uang. Perusahaan besar ini mulai tertarik dengan proyekku. Kapan lagi aku mendapat kesempatan untuk hal ini. Lagi pula, kau kan bisa menunggu. Yah biarpun sudah tiga hari aku tidak pulang, hari bersamamu lebih banyak dibanding dengan hari dimana aku harus rapat dan mendapatkan proyek ini. Pikir Rudi dalam hati. Rudi kemudian melakukan rapat internal untuk persiapan rapat besar nanti malam.

Rapat yang diimpi-impikan Rudi telah selesai. Mereka beralih kepembicaraan santai dan saling melempar joke. Suasana kerja yang akrab dan menyenangkan membuat angan Rudi mengenai pekerjaannya akan berjalan sangat lancar. Rudi kemudian menyalakan ponselnya. Beberapa pesan singkat langsung menyerang masuk ke ponselnya. Tapi dia tidak segera menggubrisnya. Kemudian tak lama, Ponselnya berdering. Nama Marni tertera dilayarnya. Masih saja, Rudi hanya sekedar menengoknya dan membiarkannya menyala-nyala tanpa getar dan tanpa respon.

Tak terasa, berjam-jam telah berlalu. Hari sudah beranjak hampir tengah malam. Semua peserta rapat saling berpamitan pulang. Rudi kemudian memanggil taksi. Baru saja dia masuk kedalam, ia teringat dengan ponselnya yang sedari tadi dia biarkan. Terlihat dilayarnya ada 40 kali panggilan tak terjawab yang berasal dari satu nama, Marni. Rudi masih tersenyum-senyum membayangkan  betapa besar kerinduan dan kecemburuan Marni terhadap pekerjaannya yang akan segera membuatnya sukses itu. Kemudian jarinya beralih ke pesan masuk. Betapa hatinya berguncang. Wajahnya Suram. Dan matanya tidak bergeming dari tulisan di pesan singkat itu. Pesan singkat yang terkirim sejak sembilan jam yang lalu.
Innalillahi wa innailahirojiun. telah berpulang Ibundamu, sang mertuaku tersayang, Mas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar